Selasa, 03 Januari 2017
Yes, I Do ( But Not With You )
"No matter how you feel, get up, dress up, show up, and move up." ~ hal. 70
Judul : Yes, I Do (But Not with You)
Penulis : Shandy Tan
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Terbit : 3 Januari 2017
Tebal : 224 halaman
ISBN : 978-602-03-3711-1
Blurb:
Amy tak pernah menyangka rencana masa depannya hancur berkeping-keping dalam sekejap. Pernikahan yang hanya tinggal sejengkal, tiba-tiba sirna. Joshua, sang calon suami sekaligus tujuan hidupnya, menghamili perempuan lain. Amy kehilangan kekasih, pekerjaan yang sangat ia suka, dan kepercayaannya terhadap laki-laki.
Tetapi, kemudian Semesta mempertemukan Amy dengan Gabriel yang melezatkan hari-hari Amy dengan pastry buatannya. Meski begitu, Joshua tak kunjung menyerah merebut Amy kembali, dan dia selalu tahu bagaimana meluluhkan pertahanan Amy.
Akankah Amy menerima Joshua kembali? Ataukah ia akan melepaskannya, dan mendengarkan Semesta yang mencoba menghiburnya dengan kehadiran Gabriel?
Alur:
Cerita dibuka dengan luapan kekecewaan, kemarahan, kesal dan segala rupa yang mewakilkan perasaan sakit hati Amy terhadap Joshua, kekasih yang telah dia urus selama 6 tahun hingga sukses menjadi pembicara muda favorit karena telah mengkhianatinya dengan menghamili perempuan lain. Tidak segan-segan Amy menghancurkan mobil kesayangan milik Joshua yang diberi nama Pamela Anderson dengan sebuah martil. Bagi Amy kehancuran hatinya lebih parah daripada kaca-kaca mobil yang pecah atau badan mobil yang penyok. Semua itu bisa diganti asalkan ada uang sementara hatinya yang remuk redam takkan bisa digantikan uang sebanyak apapun.
"Enam tahun aku memberikan hampir seluruh waktuku untukmu, untuk mengurusmu, hingga aku hampir tidak peduli dengan hidupku karena tujuan hidupku adalah membahagiakanmu, dan sebagai balasannya kau menghamili perempuan yang baru kaukenal delapan minggu." ~ hal. 11
Setelah puas membuat Joshua tak bisa berbuat banyak hal atas aksi pelampiasan sakit hatinya, Amy membawa masalahnya kepada Lucia, sahabat terdekat Amy sekaligus pemilik Pondok Sarapan yang dikelola Lucia bersama Paris sekaligus teman satu rumahnya. Beruntung bagi Amy karena dia memiliki Lucia yang setia dan selalu menawarkan bahunya kapan saja Amy membutuhkan.
"Keberadaan sahabat yang bersedia duduk menemani rasanya cukup menjadi karunia terindah." ~ hal. 24
Kisah Amy bergerak. Ditengah-tengah kabut dukanya, Amy dipertemukan dengan Gabriel, sosok laki-laki yang membuat Amy mengaguminya seketika. Sikap Gabriel yang menyenangkan dan fisik Gabriel yang sedap dipandang membuat Amy betah berlama-lama dengannya. Apalagi Gabriel pandai membuat kue-kue lezat nan nikmat. Yang tanpa Amy sadari kehadiran Gabriel membuat luka-luka di hatinya seakan mendapat penghiburan.
"Aku menyukai perasaan ini --- perasaan menyukai lagi diriku, punya tujuan lain untuk diriku, punya mimpi lagi untuk membahagiakan diri sendiri, bukan orang lain." ~ hal. 87.
Hubungan baik Amy-Gabriel semakin erat. Ditambah Gabriel akan mulai bekerja untuk Pondok Sarapan sebagai koki pastry. Amy akan siap sedia mencicipi aneka resep baru kue cokelat buatan Gabriel di dapur Gabriel yang lebih luas dan nyaman, dan Gabriel sendiri senang menguji masakannya di lidah Amy yang cerdas.
"Setiap roti gulung bakar ini mengandung energi kira-kira dua ratus kilokalori, lemak mencapai dua puluh gram, dan karbohidrat sekitar lima puluh gram. Kuharap informasi itu tidak membuatmu tiba-tiba permisi pulang." ~ hal. 77.
"Tidak. Aku menyukai karbohidrat dan lemak." Terutama yang disajikan laki-laki hot dengan senyum memabukkan, imbuh Amy dalam hati. ~ hal. 78.
Dan bukanlah konflik jika Joshua tidak mengetahui itu semua. Dia memergoki kebersamaan Amy dan Gabriel. Joshua yang masih bertekad memenangkan hati Amy, walau kehidupannya telah menjadi berantakan termasuk kariernya yang cemerlang, mulai menyusun segala upaya untuk mewujudkan keinginannya, membuat Amy kembali kepadanya dan melanjutkan rencana sebelumnya yaitu menikahi Amy tahun depan.
"Amy, darling. Aku tidak peduli dengan semua itu. Aku bahkan tidak peduli lagi dengan karierku. Tidak ada gunanya aku menerima perhatian dari seisi dunia jika aku harus kehilangan perhatianmu." ~ hal. 90.
Namun, di pihak Amy, di dukung oleh sahabat-sahabat terbaiknya: Lucia, Paris dan Gabriel, Amy ingin menggagalkan usaha Joshua. Amy ingin Joshua bertanggungjawab atas bayi yang dikandung perempuan selingkuhannya. Dengan berat hati. Karena bagaimanapun Amy masih memikirkan laki-laki yang mengkhianatinya. Karena Amy mencintai kedua orangtuanya dan orangtua Joshua. Amy tidak ingin menyakiti hati mereka. Dan Joshua tahu bagaimana menakhlukkan hati Amy.
"Aku takkan bohong kepadamu, Amy. Aku sudah melakukan satu kesalahan besar, aku takkan mengulanginya." ~ hal. 125.
Review:
Pertama, kuucapkan terima kasih kepada Shandy Tan yang secara pribadi menawariku untuk membaca karyanya sebelum terbit. Ini kesenangan yang luar biasa. Aku juga mengucapkan terima kasih kepada Gramedia Pustaka Utama yang telah mengirimkan Yes, I Do ( But Not With You ) kepadaku sekaligus menjadi kiriman indah di akhir tahun 2016. :)
Oke. Menanggapi novel Shandy terbaru yang selesai kubaca tepat sebelum malam pergantian tahun 2017, aku, sekali lagi jatuh hati pada gaya kepenulisannya yang asik dan mudah dipahami. Bagiku, tulisan Shandy serasa baca terjemahan yang bagus.
Tidak banyak kurangnya ketika membaca Yes, I Do ( But Not With You ). Cerita mengalir dengan cukup baik. Meskipun konfliknya terasa umum, tidak sulit untuk menebak bagian akhirnya dan terdapat kebetulan-kebetulan yang mengiringi pertemuan dan hubungan antar karakternya, namun aku tetap menikmatinya hingga akhir cerita.
Emosi-emosi yang muncul juga cukup tersampaikan dengan baik. Kemarahan Amy di awal bab juga membuatku merasa kemungkinan perilaku tidak biasa Amy yang notabene 'menghancurkan' mobil kesayangannya bisa saja terjadi pada seseorang yang mengalami sakit hati parah karena pengkhianatan cukup parah juga sehingga memicu keinginan seseorang untuk balas menyakiti. Aku ikut emosi melihat ada lelaki yang bisa-bisanya sangat, yah, keterlaluan. Menghamili perempuan lain sementara dia sedang memiliki hubungan serius dengan kekasihnya. Menganggap apa yang dilakukannya adalah sebuah kesalahan. Please deh, Mas Joshua, benar kata Shandy Tan, kesalahan itu kalau kamu buang sampah di selokan atau salah kostum saat ke pesta. Tetapi, kalau kamu menyalahgunakan 'you know what i mean', itu bukan kesalahan. Itu perilaku tak bertanggung-jawabmu. Walau sih aku pribadi tidak akan melakukannya. Melampiaskan sakit hati dengan cara menciptakan suatu kerusakan. Mungkin aku akan melakukan cara yang lain. Lagipula, aku tidak memiliki kekasih yang memiliki mobil. 😂😂✌
Next. Yang paling kusukai di sini adalah hubungan persahabatan yang terjalin antara Amy-Lucia-Paris-Gabriel. Mereka sangat kompak dan saling mendukung. Khusus antara Amy dengan Lucia, mereka sahabat sehidup-semati dalam susah maupun senang. Ngomong-ngomong, jika teman-teman pernah membaca Episode Para Lajang, kalian akan menemukan kisah antara Lucia dan Paris secara khusus ( aku menyukai pasangan ini. Karena mereka cukup unik dan lucu.) . Dulu, di sana, Amy dan Joshua adalah cameo.
Selain itu, aku suka kedua orangtua Amy yang penuh kasih sayang serta dukungan. Berkat perhatian semua pihak, hari-hari sulit Amy pasca patah hati sekaligus kehilangan pekerjaan menjadi tidak seberat itu. Aku juga menyukai sikap orangtua Joshua. Mereka contoh orangtua yang keren menurutku. Yang tidak membenarkan anaknya dalam semua hal.
Sementara hubungan antara Amy dan Gabriel, apa yaaa… aku suka endingnya deh.
Di bagian Gabriel, aku suka penjelasan yang berkaitan dengan pastry. Shandy menulis dengan cukup baik bagaimana Gabriel ahli membuat kue-kue lezat. Dan memang, kue-kue di sana membuatku merasa ingin memakannya juga. Chocholate poptart, chocholate sandwich… 😁
Lalu, endingnya. Aku cukup senang dengan endingnya. Seperti yang kuharapkan. Cukup seru saat membaca bagian skenario 4 sahabat di akhir cerita. Dan untuk Amy pribadi, dia benar-benar keren deh. Kebesaran hatinya membuatku mengagumi sosoknya.
Kemudian, bicara soal yang kurang menurut versiku untuk novel ini. Aku menemukan satu istilah yang kurang nyaman bagiku di sini, yaitu yang menunjukkan kata lain dari drama berseri. Mungkin, jika istilah tersebut masuk ke dalam dialog efeknya tidak akan setidak nyaman ketika berada dalam narasi.
Soal typo, aku juga menemukannya tapi tidak memengaruhi.
Hal lainnya yang menurutku cukup disayangkan adalah pemilihan sampul bukunya. Secara pribadi aku kurang cocok karena kurang begitu menarik di mataku. Tetapi, seperti kata pepatah, don't judge a book by its cover. Karena kenyataannya Yes, I Do ( But Not With You ) cukup menarik untuk menjadi teman baca. Buat teman-teman yang suka novel metropop ringan dan ada unsur menggelitik karena cukup mengundang tawa, juga sedikit bumbu-bumbu romansa ringan, silahkan coba baca novel satu ini.
Untuk keseluruhan, aku memberi novel ini 3,6 bintang dari 5 bintang.
Melalui Yes, I Do ( But Not With You ), hal yang dapat diambil dari sini adalah kita sebagai perempuan diingatkan, kalau bisa, jangan menggantungkan tujuan hidup kita pada laki-laki sepenuhnya, sebelum semuanya jelas. Agar jika sesuatu di luar harapan terjadi pada hubungan kita, kita akan lebih siap menghadapinya. Dan untuk kita semua, baik laki-laki atau perempuan, menjaga hal yang paling pribadi yang kita miliki/kehormatan kita sangat penting demi kebaikan kita sendiri juga selain untuk kebaikan banyak pihak. Orang-orang yang kita sayangi, tentu saja. Terutama keluarga kita.
Berikut kumpulan quote yang kusukai dari buku ini:
"Kadang-kadang, orang tidak butuh bahu untuk bersandar atau teman untuk menangis bersama; mereka hanya butuh telinga yang bersedia mendengarkan tanpa menyertakan bibir yang menghakimi." ~ hal. 24.
"You know what, Amy, this is how I see your situation. The best revenge is always to just happily move on and move up and let karma do the rest." ~ hal. 27.
"Ternyata bukan hanya membuat orang buta, cinta juga bisa membuat orang gagal menggunakan logika sehingga tidak bisa melihat kenyataan." ~ hal. 105.
"Cinta yang murni tidak memaksakan apapun, hanya mengikhlaskan tanpa menjadi bodoh dalam keikhlasannya." ~ hal. 115
"Perselingkuhan bahkan sudah dimulai ketika seseorang memiliki pikiran bermesraan dengan orang lain yang bukan pasangannya." ~ hal. 171.
"Ada hal-hal yang kita tidak inginkan terjadi tapi harus kita terima. Ada hal-hal yang kita tidak ingin tahu, tapi kita harus belajar darinya." ~ hal. 201.
XOXO,
Yusda Annie 💖
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar